Sering kali banyak diantara kita merasa lelah dengan
belajar, merasa malas membaca buku, merasa bosan dengan rutinitas sekolah yang
begitu-begitu saja. Belajarà
UTS à
UAS.
Lelah dengan semua tugas yang diberikan guru atau pun dosen
dan malas untuk mengerjakannya sehingga memutuskan untuk menyalin pekerjaan
teman saja.
Saya yakin banyak pelajar yang pernah melakukan hal itu,
termasuk saya sendiri..hehe
Namun jika kita lelah dengan belajar dan memutuskan untuk
berhenti mencari ilmu, maka pada suatu hari kita akan merasakan pedihnya
kebodohan. Kita akan sangat tertinggal oleh orang lain, kita akan mudah ditipu
oleh kemajuan zaman, kita akan sekedar hidup saja. Namun bila kita hanya
sekedar hidup saja, kera di rimba juga hidup. Maukah Anda disamakan dengan
kera? Tentu saja tidak kan? Hal yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya
yaitu manusia mempunyai pikiran dan akal sehat, pikiran tersebut harus
dikembangkan salah satunya dengan belajar dan menuntut ilmu.
Jika Anda lelah dengan belajar, ada kemungkinan gaya belajar
Anda salah. Karena pada dasarnya gaya belajar setiap orang tidak akan sama. Dalam
buku Quantum Learning seorang pelopor di bidang gaya belajar yaitu Rita Dunn,
telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Ini mencakup
faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Sebagian orang
misalnya, dapat belajar paling baik dengan cahaya terang, sedangkan yang lain
dengan pencahayaan yang suram. Ada orang yang belajar paling baik secara
berkelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang
tua atau guru, yang lain lagi merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling
efektif bagi mereka.
Para peneliti telah menemukan gaya belajar orang pada
umumnya yaitu : Visual, Auditorial, atau Kinestetik. Sangat diperlukan sekali
untuk mengetahui gaya belajar diri Anda sendiri agar Anda tidak menemukan rasa
bosan dan jemu ketika belajar.
Ciri-ciri orang visual :
·
Rapi dan teratur
·
Berbicara dengan cepat
·
Perencana yang baik
·
Teliti terhadap detail
·
Mementingkan penampilan
·
Pembaca cepat dan tekun
Ciri-ciri orang auditorial :
·
Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
·
Mudah terganggu oleh keributan
·
Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan
tulisan di buku ketika membaca
·
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
Ciri-ciri orang
kinestetik :
·
Berbicara dengan perlahan
·
Menanggapi perhatian fisik
·
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian
mereka
·
Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain
·
Selalu berorientasi pada fisik dan banyak
bergerak
Setelah membaca ciri-ciri
orang dengan berbagai gaya belajar, termasuk kepada yang manakah diri Anda?
Agar belajar menjadi
lebih menyenangkan, jika Anda termasuk kepada orang yang visual. Perbanyaklah gambar-gambar
menarik pada catatan Anda, pajanglah foto ketika Anda memenangkan sesuatu. Hal itu
dapat membangkitkan semangat belajar orang-orang visual.
Untuk orang auditorial,
cobalah untuk mencari suasana tempat belajar yang sepi. Misalnya dalam kamar,
atau tempat khusus yang telah Anda sediakan. Bisa juga dengan merekam suara
guru Anda ketika menerangkan, kemudian Anda dengarkan kembali dirumah.
Untuk orang yang
kinestetik, cobalah belajar sambil berjalan atau membaca buku sambil berjalan
bolak-balik. Karena pada dasarnya orang kinestetik ini tidak bisa diam maka
Anda dapat menyesuaikan cara ketika Anda belajar.
Namun ketika di bangku
sekolah, orang-orang visual, auditorial, dan kinestetik dituntut melakukan hal
yang sama yaitu hanya duduk dan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Nah,
disini tidak ada toleransi untuk menerapkan cara belajar yang saya sarankan
diatas. Bila gurunya menerangkan dengan cara kuno yaitu dengan menulis di papan
tulis dan siswa harus duduk diam dan memperhatikan pembelajaran selama 2 jam
pelajaran maka saya sarankan untuk semaksimal mungkin fokus pada hal yang
dibahas. Bila tidak bisa, Anda dapat mengulang pembahasan tersebut dirumah
dengan cara belajar yang saya anjurkan diatas.
Bagaimanapun caranya,
jangan pernah lelah untuk terus belajar dan belajar. Karena rasa lelah kita
akan diganti menjadi rasa bahagia dikemudian hari.
Ingat, yang saya bahas ini merupakan salah satu faktor mengapa belajar terasa melelahkan, masih banyak faktor lainnya yang dapat membuat belajar terasa melelahkan.
Sumber : Quantum Learning, Bobbi de Porter & Mike Hernacki
Comments