Sering kali dalam pikiran kita terbesit kata-kata "bagaimana bila saya membuat kesalahan?". Kebanyakan dari kita lebih mengkhawatirkan hasil dari pada proses. Karena kekeliruan dianggap akan berpengaruh besar pada cara berpikir, harapan, dan kinerja kita dalam kehidupan. Namun pernahkah kita berpikir bahwa bila kita tidak pernah membuat kesalahan mungkin kita tidak banyak melakukan sesuatu? Karena ketika kita banyak melakukan sesuatu, banyak membuat percobaan kita akan sering bertemu dengan kesalahan atau kekeliruan. Jadi, mengapa kita meributkan soal kekeliruan dan kesalahan?
Menurut Reid dalam buku Berpikir Strategis yaitu pada dasarnya ketika kita berada diposisi yang semakin tinggi, misalnya dalam lingkungan kerja kita menjabat sebagai manager maka kemungkinan kesalahan yang kita perbuat akan semakin besar. Memang, kita tidak boleh berperilaku bodoh dalam bertindak, dan sebisa mungkin meminimalisir kekeliruan yang kita perbuat. Namun kita kembali pada keterbatasan manusia itu sendiri bahwa manusia tidak pernah luput dari kesalahan.
INGAT! Orang-orang hebat yang kita kenal didunia ini juga pernah membuat kesalahan. Jadi mengapa kita terus menganggap kesalahan sebagai hal yang buruk? Mungkin jawabannya berkaitan dengan rasa malu, rasa bersalah, kegagalan, atau mungkin asumsi tentang kekuasaan. Tetapi, apakah pola pikir seperti ini akan membuat kita lebih maju dari sebelumnya? TIDAK! Karena bila kita memandang kesalahan sebagai sesuatu yang buruk maka kita tidak akan berbuat lebih atau bertindak lebih banyak. Kita akan mencari posisi aman dan tetap diam, jadi pandangan seperti itu dapat menghambat kemajuan kita kedepannya.
Mari kita ubah pola pikir kita terhadap "kekeliruan" dimana kita dapat menyatakan secara terbuka "Luar biasa, kita membuat kesalahan. Sekarang kita tahu lebih banyak!". Bila kita dapat memetik kebaikan dari kesalahan dan mengambil pelajaran dari kekeliruan maka pada saat itu secara tidak langsung kita mengambil pengetahuan lebih banyak tentang apa yang harus dihindari. Didalam agama pun diterangkan bahwa dibalik setiap kegagalan itu pasti ada hikmahnya.
Ketika kita memandang kesalahan itu buruk, maka ketika kita melakukan kesalahan dan membuat kegagalan dalam hidup, maka kita susah untuk bangkit lagi. Seperti yang dijelaskan dalam buku Berpikir Strategis yaitu "pengetahuan harus memasukkan kekeliruan sebagai bagian normal dari proses belajar". Seperti yang pernah dikatakan oleh dosen saya, Pak Sri bahwa sebenarnya para pelatih sepak bola dunia tidak senang jika klubnya selalu menang, mengapa begitu? karena pelatihnya khawatir para pemainnya menjadi tinggi hati karena mereka tidak pernah membuat kesalahan.
Dr. William E. Coyne Sr., Vice President Riset dan Pengembangan di 3M berkata, "Kami mengakui bahwa kegagalan adalah bagian dari kehidupan... dan kami mengharapkan kegagalan pada skala besar. Dari setiap 1000 gagasan mentah, hanya 100 gagasan yang disampaikan secara tertulis sebagai prosposal resmi. Hanya sebagian kecil dari proposal tersebut menjadi produk baru yang diperdagangkan. Dan lebih dari separuh produk baru yang diperdagangkan tersebut gagal."
Contoh lainnya itu tentang seorang eksekutif muda yang gemar bekerja keras. Ia telah menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan melalui kontrak komputer. Karena keliru menilai, ia menimbulkan kerugian bernilai jutaan dollar. Sesudah itu ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut namun pengunduran diri dia ditolak oleh pimpinannya, pimpinannya berkata "Mengapa kami harus melepas Anda? Kami baru saja mengeluarkan jutaan dolar untuk biaya pendidikan Anda!"
(Berpikir Strategis:133)
Kedua contoh diatas sudah membuktikan bahwa kesalahan tidak selamanya buruk, bahkan kesalahan dapat memberikan pelajaran baru yang lebih banyak. Selama kekeliruan tersebut digunakan dengan tepat. Jadi kekeliruan tersebut dipandang sebagai rambu peringatan bagi yang lain agar tidak melakukan kekeliruan yang sama. Menurut Reid, kekeliruan adalah pengetahuan, sama seperti informasi yang benar. Mengetahui dimana letak kawasan yang berpaya-paya sama pentingnya dengan mengetahui mana jalan yang benar.
Kekeliruan adalah untuk dikibarkan dan dirayakan, dalam keadaan seimbang bersama kesuksesan. Jadi setelah membaca postingan ini apakah kita masih takut dengan kekeliruan atau kesalahan? atau justru kita akan bertindak dan melakukan hal-hal lebih banyak dan bila ada kesalahan akan dianggap sebagai pelajaran baru? Jangan jadikan ketakutan terhadap kesalahan menghalangi jalan menuju kesuksesan :) .
Sumber : Berpikir Strategis karya S.P. Reid (2002)
Menurut Reid dalam buku Berpikir Strategis yaitu pada dasarnya ketika kita berada diposisi yang semakin tinggi, misalnya dalam lingkungan kerja kita menjabat sebagai manager maka kemungkinan kesalahan yang kita perbuat akan semakin besar. Memang, kita tidak boleh berperilaku bodoh dalam bertindak, dan sebisa mungkin meminimalisir kekeliruan yang kita perbuat. Namun kita kembali pada keterbatasan manusia itu sendiri bahwa manusia tidak pernah luput dari kesalahan.
INGAT! Orang-orang hebat yang kita kenal didunia ini juga pernah membuat kesalahan. Jadi mengapa kita terus menganggap kesalahan sebagai hal yang buruk? Mungkin jawabannya berkaitan dengan rasa malu, rasa bersalah, kegagalan, atau mungkin asumsi tentang kekuasaan. Tetapi, apakah pola pikir seperti ini akan membuat kita lebih maju dari sebelumnya? TIDAK! Karena bila kita memandang kesalahan sebagai sesuatu yang buruk maka kita tidak akan berbuat lebih atau bertindak lebih banyak. Kita akan mencari posisi aman dan tetap diam, jadi pandangan seperti itu dapat menghambat kemajuan kita kedepannya.
Mari kita ubah pola pikir kita terhadap "kekeliruan" dimana kita dapat menyatakan secara terbuka "Luar biasa, kita membuat kesalahan. Sekarang kita tahu lebih banyak!". Bila kita dapat memetik kebaikan dari kesalahan dan mengambil pelajaran dari kekeliruan maka pada saat itu secara tidak langsung kita mengambil pengetahuan lebih banyak tentang apa yang harus dihindari. Didalam agama pun diterangkan bahwa dibalik setiap kegagalan itu pasti ada hikmahnya.
Ketika kita memandang kesalahan itu buruk, maka ketika kita melakukan kesalahan dan membuat kegagalan dalam hidup, maka kita susah untuk bangkit lagi. Seperti yang dijelaskan dalam buku Berpikir Strategis yaitu "pengetahuan harus memasukkan kekeliruan sebagai bagian normal dari proses belajar". Seperti yang pernah dikatakan oleh dosen saya, Pak Sri bahwa sebenarnya para pelatih sepak bola dunia tidak senang jika klubnya selalu menang, mengapa begitu? karena pelatihnya khawatir para pemainnya menjadi tinggi hati karena mereka tidak pernah membuat kesalahan.
Dr. William E. Coyne Sr., Vice President Riset dan Pengembangan di 3M berkata, "Kami mengakui bahwa kegagalan adalah bagian dari kehidupan... dan kami mengharapkan kegagalan pada skala besar. Dari setiap 1000 gagasan mentah, hanya 100 gagasan yang disampaikan secara tertulis sebagai prosposal resmi. Hanya sebagian kecil dari proposal tersebut menjadi produk baru yang diperdagangkan. Dan lebih dari separuh produk baru yang diperdagangkan tersebut gagal."
Contoh lainnya itu tentang seorang eksekutif muda yang gemar bekerja keras. Ia telah menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan melalui kontrak komputer. Karena keliru menilai, ia menimbulkan kerugian bernilai jutaan dollar. Sesudah itu ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut namun pengunduran diri dia ditolak oleh pimpinannya, pimpinannya berkata "Mengapa kami harus melepas Anda? Kami baru saja mengeluarkan jutaan dolar untuk biaya pendidikan Anda!"
(Berpikir Strategis:133)
Kedua contoh diatas sudah membuktikan bahwa kesalahan tidak selamanya buruk, bahkan kesalahan dapat memberikan pelajaran baru yang lebih banyak. Selama kekeliruan tersebut digunakan dengan tepat. Jadi kekeliruan tersebut dipandang sebagai rambu peringatan bagi yang lain agar tidak melakukan kekeliruan yang sama. Menurut Reid, kekeliruan adalah pengetahuan, sama seperti informasi yang benar. Mengetahui dimana letak kawasan yang berpaya-paya sama pentingnya dengan mengetahui mana jalan yang benar.
Kekeliruan adalah untuk dikibarkan dan dirayakan, dalam keadaan seimbang bersama kesuksesan. Jadi setelah membaca postingan ini apakah kita masih takut dengan kekeliruan atau kesalahan? atau justru kita akan bertindak dan melakukan hal-hal lebih banyak dan bila ada kesalahan akan dianggap sebagai pelajaran baru? Jangan jadikan ketakutan terhadap kesalahan menghalangi jalan menuju kesuksesan :) .
Sumber : Berpikir Strategis karya S.P. Reid (2002)
Comments