PERAN SOFT SKILLS DALAM MEMBENTUK KESIAPAN KERJA MAHASISWA
CICI SANTIKA
AB-1B
Abstrak: Penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kesiapan kerja para calon pekerja atau yang biasa disebut mahasiswa untuk bekerja dengan kemampuan soft skills yang tidak diragukan lagi karena soft skills merupakan kompetensi yang sangat penting bagi tenaga kerja untuk siap kerja dan membantu beradaptasi pada situasi kerja. Penulisan ini berdasarkan hasil dari 3 jurnal yang membahas tentang softskill yang diperlukan untuk kesiapan kerja para mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan kerja dari soft skills mahasiswa rata-rata pada kategori cukup. Apabila diperinci, terdiri dari kesadaran diri pada kategori baik, kecakapan berpikir pada kategori antara cukup dan baik, kecakapan berkomunikasi pada kategori cukup, kecakapan bekerjasama pada kategori cukup serta kecakapan akademik pada kategori baik.
Selain itu cara meningkatkan soft skills agar tetap selalu konsisten adalah dengan menerapkan kinerja displin. Displin itu bisa dalam bentuk apapun, misalnya displin dalam menggunakan waktu, displin dalam menuntut ilmu, displin dalam menggunakan uang. Semua bentuk displin yang diterapkan oleh mahasiswa sehari-hari dapat menular ketika mahasiswa tersebut bekerja. Hal itu dapat menjadi suatu kebiasaan baik yang tak bisa diubah.



PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pada era globalisasi ini lulusan perguruan tinggi harus sudah dibekali dengan soft skill yang baik agar dapat bersaing dalam dunia kerja yang sangat kompetitif. Dengan teknologi yang sangat canggih manusia bisa saja mempunyai hard skill yang sangat tinggi dan kompeten dalam bidang apapun namun hard skill saja tidak cukup membuat seorang manusia dapat berhasil dan mendapatkan kepercayaan dari pimpinannya.
 Beberapa ahli mengatakan bahwa keberhasilan seseorang dalam mengembangkan jenjang kariernya tidak hanya ditentukan oleh kemampuan hard skill tetapi juga didukung oleh kemampuan soft skill yang melibatkan berbagai kemampuan kepribadian. Dibutuhkan dua kemampuan untuk menjadi seorang tenaga kerja yang paling dicari oleh perusahaan, khususnya soft skills. Karena semakin kuat kemampuan soft skills seseorang maka semakin kuat kepribadiannya dalam menghadapi tantangan kerja ataupun tantangan dalam hidupnya.
Menurut Sofian Effendi (Kompas:2005) keberhasilan lulusan perguruan tinggi dalam karier ditentukan oleh dua faktor yakni ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan soft skill. Jadi tidak ada yang berhasil dengan keberuntungan seperti yang disebutkan dalam buku Soft Skills karangan Peggy Klaus bahwa keberuntungan hanya berlaku dalam lotre, jika kita mengikuti lotre dan kita menang itu baru yang disebut beruntung tapi jika soal keberhasilan tidak ada kata beruntung jika kita sendiri tidak mau berusaha dan menerapkan soft skills dengan baik.
Namun pada kenyataannya, berbagai pendapat muncul bahwa penguasaan soft skill belum dikuasai oleh lulusan perguruan tinggi sehingga banyak lulusan perguruan tinggi yang belum bisa terserap dalam dunia kerja (Kompas, 2005). Dengan kata lain penguasaan kemampuan soft skills belum sepenuhnya menjadi bagian dalam kegiatan belajar mengajar.
Didalam sebuah perguruan tinggi diperlukan mata kuliah yang khusus mengajari tentang soft skill. Bukan karena harus dipahami tapi harus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari di kampus.
 Wagner (2008:14) menekankan tujuh survival skills yang memiliki nilai penting di era abad ke-21 ini. Bila dicermati, skills tersebut merupakan soft skills, yaitu :
1.    Berpikir kritis dan pemecahan masalah
2.    Kolaborasi melalui jaringan dan memimpin dengan pengaruh
3.    Lincah dan mampu menyesuaikan diri
4.    Inisiatif dan kewirausahaan
5.    Komunikasi yang efektif baik tertulis maupun tidak tertulis
6.    Mengakses dan menganalisis informasi
7.    Imajinasi dan daya khayal.
Pernyataan diatas merupakan soft skills yang idealnya harus dimiliki oleh lulusan
perguruan tinggi. Jika diibaratkan yaitu misalnya hard skills sebagai kompor dan soft skills sebagai minyak tanahnya. Kompor hanya akan menyala bila ada minyak tanahnya, bila tidak ada minyak tanahnya kompor tersebut tidak berarti apa-apa dan tidak akan berguna. Jadi bila tidak ada soft skills maka kemampuan hard skills tidak akan lengkap.
            Pada dasarnya kemampuan soft skills seseorang dapat dilihat dari perilakunya ketika berkomunikasi dengan orang lain ketika dia  berada dalam dunia kerja. Seperti kemampuan berbicara yang mencerminkan ide dan informasi ataupun menjelaskan suatu topik dengan jelas dan mampu berinteraksi dan bekerja secara kooperatif dalam kelompok.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan pada pendahuluan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan soft skills?
2.    Bagaimana pengaruh soft skills terhadap lulusan perguruan tinggi dalam dunia kerja?
3.    Bagaimana cara menumbuhkan soft skills dalam diri mahasiswa?
4.    Apa perbedaan mahasiswa yang mempunyai soft skills dan yang tidak mempunyai soft skills dalam dunia kerja?

C.  Tujuan
1.    Mengetahui apa pengertian dari soft skills
2.    Mengetahui pengauh soft skills terhadap lulusan perguruan tinggi dalam dunia kerja.
3.    Mengetahui bagaimana cara menumbuhkan soft skills yang baik dalam diri mahasiswa.
4.    Mengetahui perbedaan mahasiswa yang mempunyai soft skills dan yang tidak mempunyai soft skills dalam dunia kerja.

  

PENGERTIAN SOFT SKILLS
Soft skills adalah kunci untuk meraih kesuksesan termasuk didalamnya kepemimpinan, pengambilan keputusan, penyelesaian konflik, komunikasi, kreatifitas dan kemampuan presentasi (Kaipa, tth:5-6). Soft skills berguna untuk meraih kesuksesan karena didalamnya terdapat pemahaman tentang apa yang dibutuhkan untuk dilakukan dengan baik.
Soft skills adalah skills yang memungkinkan seseorang meraih potensi dirinya dan menggunakan pengetahuannya secara bermanfaat dan terintegrasi dalam kehidupannya (Yate, 2005 : 1). Karena soft skills bukan hanya sekedar perilaku yang lembut tetapi soft skills dapat mengantarkan seseorang kepada potensi dirinya. Walaupun respon masyarakat sangatlah rendah untuk soft skills tetapi soft skills ini jangan disepelekan begitu saja.
Soft skills adalah kombinasi perilaku, yang meliputi sikap dan motivasi yang menggerakan perilaku (Helmlinger, tth: 2). Soft skills tidak hanya tentang cara berkomunikasi dengan baik tetapi soft skills juga tentang cara mengatur diri sendiri, memotivasi diri sendiri, menerima kritikan, mendengarkan dengan baik dan masih banyak lagi.
Dari beberapa pengertian diatas maka soft skills adalah kumpulan sifat kepribadian seseorang yang menjadi kunci keberhasilan seseorang dalam dunia apapun, khususnya dalam dunia kerja. Namun mengapa didalam dunia kerja yang sangat kompetitif dan saling sikut diperlukan soft skills? Mengapa sikap yang lembut harus ada dalam dunia yang begitu keras? Karena menurut Peggy Klaus dalam bukunya yang berjudul Soft Skills tidak ada yang lembut di dalam “Soft skills”.
Kita kadang berpikir bahwa seseorang berhasil karena pengaruh genetik dari kedua orang tuanya atau faktor keberuntungan, mungkin bisa saja tapi tidak dapat dipungkiri bahwa jauh didalam keberhasilan seseorang ada usaha yang tinggi, belajar dan latihan yang displin, berani mengambil resiko dan lain lain.




KONSEP SOFT SKILLS
Pada hakikatnya soft skills adalah sekelompok sifat kepribadian yang dimiliki setiap orang agar secara efektif dapat bekerja di tempat kerja dan meningkatkan diri. Dilihat dari pengertiannya sudah sangat jelas soft skills dibutuhkan dalam dunia kerja. Bila soft skills ditinjau dari komponen soft skills, terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Skills intrapersonal merupakan aspek-aspek skiils yang menjelaskan tentang                        kemampuan untuk mengelola diri sendiri manakala yang bersangkutan berada pada            situasi kerja.
2. Skills interpersonal merupakan aspek skills yang menjelaskan kemampuan untuk                  mengelola lingkungan kerja sehingga dirinya mampu beradaptasi dengan situasi kerja.
Jadi soft skills pun terbagi menjadi dua bagian, dan bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu sama lain. Kedua hal tersebut sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa yang akan bekerja, khususnya skills interpersonal karena dibutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi bagi mahasiswa yang baru lulus kemudian bekerja di suatu perusahaan
Kompetensi soft skill sangat sulit untuk didefinisikan karena kompetensi ini sangat subyektif. Hanya bisa diinterpretasikan melalui observasi perilaku manusia. Selain itu, menurut saya kompetensi soft skill juga dapat dilihat dari berapa patuh mereka terhadap Tuhannya. Jika para mahasiswa sudah sangat patuh terhadap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka soft skill yang dimiliki orang tersebut juga bisa dikatakan baik karena dalam agama manapun tak ada yang mengajari umatnya kedalam hal-hal yang merugikan
Contohnya dalam agama islam, dalam agama islam mereka diajari tentang bagaimana bersilaturahmi dengan baik, adab berbicara, adab makan, adab datang kerumah orang lain, tanpa disadari itu merupakan bagian dari soft skills.


SOFT SKILLS DI PERGURUAN TINGGI
Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang sangat tinggi atau paling tinggi, dimana penghuninya adalah mahasiswa yang akan siap bekerja ketika lulus nanti. Definisi mahasiswa dapat dilihat dari suku kata pembentuknya, maha dan siswa atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai pelajar yang berada di level paling tinggi, tentunya mahasiswa tersebut sudah terpelajar. Sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia yang terpelajar secara sempurna.
Menurut saya menyandang gelar mahasiswa tidaklah ringan namun itu merupakan suatu tantangan dan kebanggaan karena mahasiswa mengemban tanggung jawab yang berat untuk kedepannya. Kehidupan di kampus tidaklah sesederhana dan tidak seasyik di sinetron-sinetron. Mengapa? Karena di dunia kampus dipenuhi dengan tugas-tugas yang benar-benar dapat menyita waktu. Selain itu kita bebas memilih jalan yang bisa diambil, disinilah diperlukan tanggung jawab, manajemen waktu dan yang paling utama adalah moral yang sangat tinggi agar tidak salah kaprah dalam pergaulan.
Penguasaan soft skills dalam diri mahasiswa merupakan esensi kompetensi yang harus dikuasai dan terukur melalui unjuk kerja selama pembelajaran. Namun pada kenyataannya, sebagian besar mahasiswa belum memiliki kemauan untuk berbuat yang terbaik atau semaksimal mungkin ada kecenderungan sekedar memenuhi tugas saja. Misalnya ketika diberi tugas oleh dosen, mahasiswa hanya mengerjakan seperlunya saja atau yang standar saja tanpa ada keinginan berbuat lebih dari standar.
Disinilah soft skills benar-benar berperan dalam kehidupan mahasiswa, saat masih menjadi mahasiswa dan ketika sudah lulus dari perguruan tinggi tersebut. Sayangnya, kurikulum di perguruan tinggi malah memberikan lebih sedikit soft skills daripada yang dilakukan perusahaan. Sebuah survei yang dilakukan oleh Graduate Management Admission Council menemukan bahwa meskipun para MBA kuat dalam kemampuan analitis, keahlian kuantitatif, dan kemampuan pengumpulan informasi, mereka sangat kurang di area penting lainnya yang oleh para pemilik perusahaan dianggap sama menariknya, yaitu: berpikir strategis, komunikasi lisan dan tertulis, kepemimpinan, dan kemampuan beradaptasi.
Walaupun seseorang mempunyai hard skills yang sangat tinggi dan piawai dalam menggunakan apapun, tetapi soft skillsnya nol maka dia akan kalah dan tidak dapat bertahan dalam dunia bisnis yang penuh dengan ambisi. Oleh karena itu perguruan tinggi seharusnya memberikan lebih banyak pembelajaran tentang soft skills agar lulusannya dapat bersaing dan dipertimbangkan untuk masuk ke dalam dunia kerja.
Menurut Suyanto (2005) untuk menguasai kemampuan soft skill yang berupa kecerdasan emosi dan spiritual kepada mahasiswa dapat dilakukan melalui bentuk kegiatan kemahasiswaan yang dapat memberikan pengalaman nyata yang akan membantunya ketika mereka terjun ke masyarakat (dunia kerja).
Tetapi pada kenyataannya tidak semua perguruan tinggi yang menerapkan konsep ini. Misalnya pada universitas-universitas tertentu, mereka lebih banyak disuapi oleh teori-teori sampai ke akar-akarnya tapi dalam prakteknya kurang. Mungkin inilah salah satu faktor yang menyebabkan lulusan perguruan tinggi banyak yang tidak terserap di dunia kerja.

KESIAPAN KERJA
      Kesiapan kerja adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan ketentuan, tanpa mengalami kesulitan dan hambatan dengan hasil maksimal, dengan target yang telah ditentukan (Herminarto Sofyan, 1993). Dalam pengertian tersebut timbullah pertanyaan, “sudah siapkah mahasiswa untuk bekerja?”
    Mahasiswa dapat dikatakan siap bekerja bila sudah menguasai segala hal yang diperlukan sesuai dengan persyaratan kerja yang harus dimiliki. Karena dengan kesiapan kerja yang memadai lulusan perguruan tinggi dapat menyelesaikan pekerjaaan yang dibebankan tanpa mengalami kesulitan atau pun hambatan yang berarti dengan hasil yang maksimal.


KOMPETENSI SOFT SKILLS MAHASISWA
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasasi oleh mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Begitu pula dengan soft skills, mahasiswa harus dapat menghayati dan menguasai soft skills. Namun yang menjadi pertanyaan adalah “seberapa besar kompetensi soft skills yang dimiliki oleh mahasiswa?” 25%? 50%? Atau bahkan 99,9%?
Dalam salah satu jurnal yang saya baca, disebutkan bahwa hasil survey Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indeks/HDI) Indonesia menduduki peringkat 102 dari 106 negara Asia, Afrika dan nomor 12 dari 12 negara Asia di bawah Vietnam. Jadi jika rata-rata soft skill pada kategori cukup adalah merupakan gejala umum yang dirasakan oleh masyarakat di Indonesia. Diantara kesiapan kerja yang diungkap, kesiapan kerja yang paling rendah adalah kemampuan kerja dari aspek berpikir kritis.
Berpikir kritis tidaklah mudah karena dituntut konsentrasi yang tinggi dan pengetahuan yang luas. Mungkin mahasiswa dapat berkomunikasi dengan baik, tapi itu saja belum cukup untuk menunjang kariernya didunia kerja, karena berpikir kritis itu sangat diperlukan dalam menghadapi masalah yang datang dengan tiba-tiba atau pun tidak. Derajat kualitas tindakan individu dalam banyak hal dipengaruhi oleh kualitas kematangan berbagai aspek pendukung. Karena mahasiswa masih dalam proses belajar, maka kompetensi soft skillsnya masih harus selalu ditingkatkan. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan dari pengajar agar bisa menuntun mahasiswa mencapai kompetensi soft skills yang diharapkan dalam dunia kerja.


METODE PENELITIAN
Dalam jurnal yang saya baca ada penelitian yang digunakan untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan kesiapan kerja mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menemukan bentuk-bentuk soft skill dan mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan kesiapan kerja mahasiswa Pendidikan Tata Boga sebagai calon tenaga kerja profesional bidang boga.
Populasi dan sampel penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Tata Boga semester VI sebanyak 33 orang, dengan asumsi telah menempuh sekitar 120 sks mata kuliah kependidikan dan bidang studi sehingga diduga telah memiliki kesiapan kerja dan kemampuan soft skill yang memadai dan telah melaksanakan praktek industri.
Perwakilan stakeholders dari industri boga dipilih berdasarkan kelompok keahlian yang dipakai sebagai tempat praktek industri mahasiswa. Untuk mengumpulkan data penelitian dilakukan beberapa teknik dan metode, yaitu 1) peer assesment untuk mengidentifikasi kemampuan soft skill mahasiswa, 2) tes pengetahuan untuk mengetahui kesiapan kerja aspek kognitif, 3) angket untuk mengetahui kesiapan kerja aspek afektif (motivasi dan pengalaman praktek industri.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran secara langsung kepada responden dengan menggunakan angket yang dipergunakan untuk mengungkap kesiapan kerja soft skills yang dimiliki mahasiswa. Variabel Soft Skill mencakup : kesadaran diri, kecakapan berpikir, kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerjasama.
Dan hasilnya adalah soft skills dalam kesiapan kerja mahasiswa dalam tingkat cukup. Karena mahasiswa masih dalam tahap belajar, belum ada pengalaman bekerja secara utuh. Maka dari itu mahasiswa harus terus membuka wawasan dan pengalamannya agar kesiapan kerja mereka berada dalam kategori baik.



PENUTUP
A.  Kesimpulan
Soft skills adalah sesuatu yang sulit untuk didefinisikan, karena soft skills bersifat subjektif. Namun setidaknya soft skills seseorang dapat dilihat dari cara dia berbicara, cara dia berkomunikasi dengan orang lain baik orang tua atau orang yang umurnya dibawah dirinya, bagaimana mengatasi masalah, bagaimana tanggung jawabnya terhadap suatu amanat, dan lain-lain.
Mahasiswa adalah pelajar yang berada di level paling tinggi, untuk menjadi mahasiswa rasanya sangat tidak mudah. Oleh sebab itu, kita yang bisa menjadi seorang mahasiswa harus bangga dan memanfaatkan kesempatan ini. Karena dari 250juta rakyat Indonesia, hanya 14% rakyat yang bisa duduk di bangku kuliah. Sisanya hanya lulusan SD, SMP, atau SMA. Oleh sebab itu di Indonesia sangat banyak sekali pengangguran.
Orang yang lulusan perguruan tinggi pun sangat sulit terserap dalam dunia kerja, apalagi orang yang lulusan SD atau SMP. Tapi jangan patah semangat, karena pendidikan atau hard skills bukan penunjang penuh karier seseorang.
Untuk menjadi orang yang sukses dan banyak network maka diperlukanlah kemampuan selain hard skilss, yaitu soft skills, soft yang artinya “lembut” mana mungkin berada dalam dunia bisnis atau dunia kerja yang sangat keras dan main sikut? Tentu bisa, justru soft skills yang sangat berpengaruh untuk membuat kita bertahan dalam situasi yang sangat kompetitif tersebut.
Namun menurut survey, kesiapan kerja lulusan perguruan tinggi berada dalam kategori yang cukup. Mungkin ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan soft skill dalam diri mahasiswa atau pun kurangnya pengetahuan tentang dunia kerja itu seperti apa. Untuk menciptakan lulusan yang mempunyai soft skills tinggi dan kesiapan kerja yang bagus perlu adanya dukungan dari perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa itu sendiri.
B.  Saran
Mahasiswa diharapkan untuk bisa mempelajari dan menghayati soft skills lebih jauh lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Comments

trimakasih mbah cici tulisannya bagus, saya cari referensi u penelitian juga
Anonymous said…
sama-sama, semoga bisa membantu :)