Penurun Semangat Tujuan Akhir



Sekarang saya akan menjelaskan bahwa untuk mencapai sebuah tujuan itu sangat sulit, dan biasanya ada hal-hal yang menghalangi kita ketika kita hendak mengejar mimpi-mimpi kita. Kebiasaan yang sering dilakukan dan ada pada diri manusia secara alamiah dan terkadang kita tidak sadar bahwa kita kebiasaan kita dapat menghalangi atau membuat motivasi untuk mengejar mimpi menjadi menurun.
Hal tersebut diantaranya adalah menganggap bahwa keberhasilan orang lain merupakan sebuah keberuntungan, berbuat curang agar tujuannya dapat lebih tercapai dengan mudah dan cepat, dan merengek atau mengeluh terhadap orang lain tentang segala hal.

Persepsi Keberuntungan

Kata “keberuntungan” sudah tidak asing lagi ditelinga kita semua. Sering kali kita mendengar cerita orang sukses dan banyak diantara kita yang menganggap bahwa dia beruntung. Mendengar yang bisa diterima di sebuah perguruan tinggi negeri yang terpandang disebut beruntung, mendengar yang menerima beasiswa disebut beruntung, yang mendapat IPK tinggi disebut beruntung, atau yang sukses dalam bisnis disebut beruntung.
Mengapa mereka harus disebut beruntung? Mengapa bukan yang lain? Sampai sejauh mana keberuntungan berperan dalam hidup ini? Bahasan ini adalah salah satu bahasan yang paling saya sukai dalam buku yang berjudul “Jangan Anggap Sepele Soft Skills” karya Peggy Klaus. Saya sangat setuju dengan bahasan yang dijelaskan dalam bukunya bahwa kita harus BERKUALITAS agar BERUNTUNG.
Pernahkah Anda bertanya bagaimana cara belajar, seberapa keras dia belajar, seberapa lama dia belajar, seberapa sering dia berdoa pada Tuhannya, seberapa banyak waktu tidurnya yang dia gunakan untuk belajar pada orang yang berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang terpandang? Pada orang yang berhasil meraih IPK yang tinggi atau pun pada orang yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk pendidikannya?
Pernahkah Anda bertanya bagaimana cara dia berusaha menemukan ide, berapa kali dia mengalami kerugian, seberapa sering dia ditipu orang lain, seberapa banyak dia gagal memproduksi produknya pada orang yang sukses dalam bidang bisnis?
Keberuntungan yang ada sekarang adalah berkat keringat dan usaha yang dilakukan seseorang untuk meraih apa yang ia inginkan. Seperti yang dikatakan Betsy, seorang eksekutif periklanan brilian yang menjalankan agen periklanan miliknya sendiri di Midwestern. “ Salah satu kesalahan besar tentang kesuksesan adalah anggapan bahwa kita sukses karena beruntung. Saya benci ketika orang melihat apa yang telah saya capai dan mengatakan betapa beruntungnya saya. Keberuntungan tidak ada hubungannya dengan hal itu.” Betsy juga mengatakan bahwa mungkin yang disebut keberuntungan adalah ketika kita memenangkan lotre, keberuntunganlah yang sedang berperan. Namun dalam bisnis atau pun kompetisi dalam kehidupan, kita butuh sembilan kali usaha untuk berhasil pada kali yang kesepuluh. Keberhasilan datang karena memiliki sikap yang benar, bukan dari pengaruh magis di luar kendalimu.
Orang-orang yang bekerja lebih keras dari biasanya yang akan mendapatkan keberuntungan. Karena kamu tidak dapat mengundang keberuntungan hanya dengan berangan-angan. Maka undanglah keberuntungan tersebut dengan doa, usaha, kerja keras, kesadaran diri, dan bakat.
Namun jika kamu sudah melakukan semua hal itu dan kamu tetap saja belum berhasil membuat dirimu lebih beruntung, maka kamu dapat memulainya dengan bertanya kepada diri sendiri (Klaus, 34)  :
·         Apakah kamu hanya mengerjakan hal-hal yang rutin atau memutuskan untuk menguasai keterampilan baru?
Jika selama ini kamu hanya mengerjakan hal-hal yang rutin, kamu tidak akan bisa meningkatkan kualitas dirimu. Kualitas dirimu akan bersifat statis dan tidak bisa berkembang karena kamu tetap berada di zona nyaman. Cobalah untuk keluar dari zona nyaman dan cari tahu hal-hal yang belum kamu ketahui. Karena dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun dunia ini tidak selalu sama. Kemajuan dunia ini, terus berubah ke arah yang lebih maju. Bila kamu tidak memutuskan keterampilan baru maka kamu akan tertinggal oleh kemajuan zaman. Atau bahkan kamu akan kalah bersaing dengan pesaingmu yang mempunyai keterampilan yang banyak bukan hanya dalam satu hal saja. Pada umumnya perusahaan lebih memilih orang yang bisa dalam banyak bidang dari pada orang yang hanya dalam satu bidang saja. Jadi bisa saja kebiasaanmu mengerjakan hal-hal yang rutin dikerjakan dapat menghambat dirimu mengundang keberuntungan tersebut.
·         Bagaimana terakhir kali kamu merespons suatu kegagalan? Apakah kamu mampu mengubah tantangan jadi peluang?
Didalam kehidupan ini, sering kali kita bertemu dengan yang namanya kegagalan. Jika kamu menyikapi kegagalan itu dengan perasaan sakit hati dan jera maka kegagalan tersebut akan menutup peluang untuk maju. Sebenarnya kesakitan terbesarmu adalah Guru terbesarmu. Pandanglah kegagalan tersebut sebagai gurumu. Maka kamu akan bersemangat untuk mencoba lagi dan mencoba lagi. Karena pada dasarnya ketika kita mengalami kegagalan, disitu kita menjadi tahu apa yang seharusnya tidak dilakukan dan dihindari agar tidak terjadi kesalahan yang sama.
Saya juga pernah mengalami sebuah kegagalan, kegagalan yang benar-benar mengecewakan. Bukan hanya mengecewakan hati saya, tetapi juga mengecewakan hati orang tua saya. Pada umumnya seorang anak SMP yang sudah selesai UN, pasti ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di suatu sekolah yang tentunya sudah dicita-citakan. Pada waktu itu saya gagal masuk ke sebuah Sekolah Menengah Atas yang sudah saya cita-citakan sebelumnya. Pada waktu itu saya berpikir mengapa saya tidak seberuntung orang lain?. Sebagai anak yang berumur 15 tahun saya tidak bisa mengontrol rasa kecewa saya saat itu. Namun pada akhirnya saya sadar bahwa untuk mendapatkan apa yang saya inginkan/cita-citakan bukan hanya karena keberuntungan namun harus dibarengi dengan kualitas diri kita seperti apa. Saya pun teringat bahwa dulu, saya kurang bekerja keras maka dari itu hasil yang saya dapatkan tidak sebagus orang lain.
Semenjak saat itu saya merubah cara belajar saya, manajemen waktu belajar saya, dan cara berpikir saya. Hingga pada akhirnya saya bisa membuktikan bahwa keberuntungan selalu ada pada orang yang berkualitas. Rubahlah tantangan yang ada menjadi peluang untuk kedepannya.
·         Kapan terakhir kali kamu mendengarkan intuisi atau batin dan kapan terakhir kali kamu mengabaikannya? Apa hasilnya disetiap situasi itu?
Bandingkanlah setiap hasil ketika kamu mendengarkan intuisimu dengan hasil ketika kamu mengabaikan intuisimu. Manakah hasil yang lebih baik untukmu.
·         Bila kamu bertemu orang-orang baru yang menarik, apakah kamu membuat tali persahabatan yang tulus dengan mereka dan berupaya untuk tetap berhubungan?
Untuk menjadi sukses, kita juga perlu bantuan orang lain. Ikatlah dirimu dengan banyak orang. Maka ketika kamu kesulitan akan banyak yang membantumu. Membuat tali persahabatan juga akan menambah Rekening Bank Hubunganmu. Dan itu akan sangat berguna sekali dalam kehidupan yang saling sikut menyikut ini. Jangan menutup diri pada orang lain, karena kamu bisa melakukan hal yang lebih ketika kamu bisa bersinergi dengan orang lain.
·         Apakah kamu benar-benar yakin bahwa kamu akan berhasil? Apakah kamu mengharapkan hal-hal yang positif terjadi padamu? Jika tidak, mengapa tidak?
Ketika kamu yakin bahwa kamu akan berhasil maka itu yang akan kamu dapatlkan. Keyakinan ini penting sekali dalam setiap kegiatan, jika kamu yakin kegiatan tersebut akan berhasil maka secara tidak sadar kamu menumbuhkan rasa semangat dan kinerja dua kali lipat dari biasanya. Seperti yang dijelaskan dalam buku The 7 Habits bahwa apa yang kamu lihat maka itu yang akan kamu dapatkan.
Jawablah semua pertanyaan-pertanyaan diatas, dan renungkanlah apa penyebab ketidakberuntungan dirimu. Dirimu bukan tidak beruntung, namun jika kamu bermalas-malasan tentu saja kamu tidak akan seberuntung orang lain yang belajar mati-matian setiap harinya. Setelah kamu menancapkan sasaran dan mulai tahu kemana kamu akan melangkah, KEJARLAH! Jangan membuat sasaranmu diambil orang lain karena persepsimu yang mengatakan bahwa semua keberhasilan tergantung pada keberuntungan.

Sahabat Sejati Menuju Kehancuran

Pernahkah kamu dilema dalam sebuah keadaan yang memberimu dua pilihan? Misalnya dalam sebuah tes atau ujian, kamu sangat berambisi untuk mendapat hasil yang baik dan sudah mempersiapkan diri dengan baik pula. Namun ternyata pada hari H ada soal yang belum kamu pelajari, atau yang kamu ingat hanya sekilas saja. Didalam situasi tersebut kamu bisa saja berbuat curang atau menjawab soal tersebut dengan kemampuanmu sendiri walaupun kamu tahu bahwa jawabanmu tidak akan diberi poin yang sempurna. Mana yang akan kamu pilih?
Saya yakin bahwa semua orang pasti pernah mengalami hal tersebut, yang membedakan adalah jalan atau cara yang mereka ambil untuk melalui hal tersebut. Saya yakin, semua orang termasuk saya pernah berbuat kecurangan. Namun, yang membedakan adalah frekuensi kecurangannya tersebut. Ada yang sering melakukan kecurangan, ada yang hanya kadang-kadang, dan ada yang hanya sekali dua kali saja atau pun ada yang sudah mendarah daging.
Semua orang pasti sudah tahu bahwa berbuat curang adalah hal yang buruk dan dilarang dalam agama manapun. Pertanyaannya adalah mengapa kita masih saja melakukannya sementara kita sendiri tahu bahwa hal itu tidak boleh dilakukan? Hal ini sama seperti minum minuman keras, jika kita sudah tahu itu berbahaya bagi kesehatan mengapa tetap saja diminum? Silahkan jawab pertanyaan tersebut didalam hati masing-masing.
Tahukah kamu? Bahwa kecurangan sebenarnya hanya akan memberikan rasa puas yang semu. Mengapa saya bilang begitu? Saya pernah membaca salah satu buku yang membahas tentang hal ini. Ada seorang siswa SMA, ketika dia sedang mengerjakan soal ujian ada soal yang tidak bisa dia kerjakan. Kemudian dia menyontek pada kertas yang sudah ia siapkan untuk mengatasi hal-hal tersebut. Ketika hasil ujiannya diumumkan, dia mendapat nilai yang paling tinggi dikelasnya. Namun dia berkata kepada temannya seperti ini “nilaiku memang bagus, tapi aku tidak merasakan adanya kepuasan dalam diriku sendiri”.
Mengapa anak itu tidak merasakan kepuasan dalam dirinya? Itu karena secara tidak langsung anak itu sadar bahwa apa yang dia dapatkan bukan hasil murni dari kemampuan dia.  Bila dilihat dari jenis berpikirnya, orang yang sering kali berbuat curang cenderung berpikir Menang/Kalah. Mengapa begitu? karena menang/kalah adalah sikap terhadap kehidupan yang mengatakan bahwa kue sukses itu sudah tetap besarnya, dan kalau kamu dapat potongan besar, sisanya tinggal sedikit untuk saya.
Orang yang mempunyai pemikiran seperti ini sangatlah egois dan rakus, dan terkadang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Sikap ini perlu dihindari karena yang terpenting dalam hidup adalah kita bisa bahagia atas kerja keras kita. Intinya dapat menikmati hasilnya.
Mengapa saya mengatakan kecurangan adalah sahabat baik? Tentu karena dengan kecurangan kita dapat mendapatkan hal yang kita inginkan dengan mudah, tanpa kerja keras. Namun ingatlah jika kamu menjadikan kecurangan sebagai sahabat baik yang selalu menemanimu dimana pun kamu berada dan dalam kondisi apapun, suatu hari nanti kamu akan hancur olehnya. Mengapa begitu?
Kecurangan mengajarkan kita untuk egois. Misalnya dalam suatu kelas ada orang yang bekerja keras dan jujur dan ada orang yang selalu berbuat curang. Ketika ujian berlangsung, yang satu bekerja sesuai kemampuan dan yang satu mencontek. Dan pada akhirnya yang mendapat nilai tertinggi adalah orang yang mencontek. Dalam cerita singkat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan berbuat curang menjadikan kita tidak peduli dengan teman kita yang bekerja keras dan secara tidak langsung mengambil haknya untuk mendapatkan nilai tertinggi di kelas tersebut. Ini hanyalah satu contoh kecil yang saya harap dapat membuka hati setiap orang yang membacanya J.
Kecurangan mengajarkan untuk malas. Ketika Anda terbiasa berbuat curang maka kamu akan merasa malas untuk belajar. Dalam hatimu akan terbesit kata-kata seperti ini, “ah, ngapain belajar? Kalau gak bisa tinggal nyontek aja”. Pasti akan seperti itu, jika itu terus menerus kamu lakukan dan sudah medarah daging, maka bersiaplah kegagalan dimasa depan akan menantimu. Bagaimana tidak? Karena dalam dunia kerja, benar-benar akan dibutuhkan kemampuan kita yang sebenarnya. Kita tidak akan bisa berbuat curang seperti halnya dalam ujian di sekolah.
Dunia kerja lebih dari itu, orang yang mempunyai hard skills yang baik saja belum tentu mendapatkan pekerjaan. Apalagi dengan orang yang tidak mempunyai hard skills atau pun soft skills. Belajarlah untuk bersikap jujur dan bekerja keras, karena berbuat curang tidak akan selalu menyelamatkanmu. Mungkin satu atau dua kali bisa menyelamatkan, tapi sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga.
Cobalah untuk merubah cara berpikirmu, yaitu dengan berpikir menang/menang seperti yang telah dijelaskan diatas tentang cara berpikir. Rubahlah cara berpikirmu menjadi Berpikir menang/menang. Cara berpikir ini adalah sikap terhadap kehidupan, suatu cara berpikir yang mengatakan bahwa saya bisa menang, kamu pun bisa menang. Bukannya saya atau kamu, melainkan sama-sama (The 7 Habits).
Cara berpikir ini akan menjauhkan seseorang dari upaya berbuat kecurangan, karena didalam cara berpikir ini tidak mengajarkan tentang keegoisan. Cara berpikir menang/menang dapat digambarkan seperti sebuah buffet dimana segalanya boleh kamu makan, saya takkan menginjak kamu, tetapi saya juga tidak mau jadi keset kakimu.
Dalam buku The 7 Habits, ada dua cara agar kita dapat berpikir menang/menang :
1.      Menangkan kemenangan pribadimu dulu
2.      Hindari tumor kembarnya yaitu, kecenderungan bersaing dan kecenderungan membanding-bandingkan.
Jika kita dapat melakukan dua cara diatas maka, kita dapat menerapkan cara berpikir menang/menang. Namun yang sering menjadi kendala adalah adanya kecenderungan bersaing dan kecenderungan membanding-bandingkan. Saya pribadi pun merasa sangat sulit menghindari tumor kembar tersebut.
Disini saya tidak melarang untuk berkompetisi, namun berkompetisilah dengan cara yang sehat, dalam kompetisi apapun itu. Baik di sekolah, di perkuliahan, atau pun ditempat kerja. Tanamkan nilai-nilai kejujuran dalam diri masing-masing karena kepercayaan seseorang itu sangat mahal harganya. Jangan terlena dengan kecurangan yang akan menyelamatkanmu sesaat, tetapi terlenalah dengan kejujuran yang akan menyelamatkanmu selamanya.

Tidak Seorang pun Ingin Mendengar Keluhanmu

Hal lainnya yaitu kebiasaan merengek dan mengeluh yang dapat membuat semangat kita benar-benar padam dalam mengejar apa yang telah kamu cita-citakan sejak lama. Pernahkah kamu mengeluh? Tentu saja. Bukan hanya kamu, tetapi semua orang pasti pernah mengeluh.
Namun yang membedakan adalah frekuensi mengeluhnya. Ada yang setiap minggu, ada yang setiap hari, bahkan ada yang dalam sehari mengeluhnya bisa sampai belasan atau puluhan kali. Pada zaman yang sudah canggih seperti sekarang, tempat mengeluh paling banyak adalah di media sosial. Berbagai status yang cenderung mengeluh banyak sekali di post.
Tahukah kamu? Tidak seorang pun suka kepada seorang anak pengeluh, apalagi kepada orang dewasa pengeluh. Itu tidak dapat ditoleransi. Bayangkan saja bila ditempat kerja, rekan kerjaMU merupakan seorang pengeluh. Otomatis hanya ada dua kemungkinan, yang pertama yaitu kamu terpengaruh mengeluhkan hal yang sama. Dan yang kedua kamu akan merasa terganggu dengan keluhannya sehingga kamu tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaan yang sedang kamu kerjakan.
Meskipun kita sudah tahu mana yang baik, beberapa orang tidak mampu menghentikan keluhan mereka sendiri. Contohnya yaitu : “Kami sudah mencoba sebelumnya dan ini tidak akan berhasil.” Atau “Tugas ini terlalu banyak, aku bingung mengerjakannya!”
Itu semua merupakan contoh keluhan, apalagi seorang mahasiswa terkadang banyak sekali mengeluhkan tentang tugas-tugasnya, jam pulang kuliahnya, atau sekedar mengeluhkan tentang makanan yang ada dikampusnya. Mengeluh tidak akan memecahkan masalah tetapi hanya akan menambah masalah dan membuat risih orang disekitar kita. Apakah kamu mau dicap sebagai orang pengeluh?
Ketika kamu mengeluh itu tandanya kamu tidak yakin bahwa kamu bisa mengerjakan sesuatu. Misalnya seorang mahasiswa diberi tugas yang banyak dari setiap mata kuliah yang berbeda-beda dengan deadline yang berdekatan. Seorang mahasiswa pengeluh biasanya tidak percaya diri dengan kemampuannya jadi dia mengekspresikannya melalui keluhan-keluhan yang cenderung memperlihatkan bahwa dia tidak bisa menyelesaikannya. Ketika kamu mengeluh, secara tidak langsung kamu mematikan semangatmu untuk mengerjakan tugas tersebut. Karena kata-katamu sendiri akan berpengaruh terhadap kinerja pemikiranmu.
Seperti yang dijelaskan dalam buku The 7 Habits bahwa kamulah pengemudi hidupmu. Bila kamu terus mengeluh untuk mengemudikan hidupmu, bagaimana hidupmu akan berjalan? Coba renungkanlah…
Dalam buku Soft Skills diceritakan sebuah pengalaman seseorang yang bernama Barbara, seorang agen real estat yang sangat sukses di Los Angeles, menjelaskan bahwa salah satu hadiah paling berharga yang pernah diterimanya ialah ketika teman-temannya melakukan “intervensi merengek” pada dirinya. Barbara adalah seorang pengeluh yang selalu mengeluhkan tentang masalah yang dia alami terkait pengelolaan perusahaan tempat dia bekerja. Kemudian teman-temannya memberikan ultimatum: tutup mulut atau ambil beberapa tindakan untuk memecahkan masalah.
Jika kamu terlanjur menjadi seorang pengeluh, maka kamu dapat mengikuti cara Barbara untuk keluar dari kebiasaan mengeluh, yaitu dengan mengidentifikasi langkah-langkah spesifik untuk memperbaiki situasinya. Ketika kamu mengeluh pasti ada sebuah masalah yang kamu keluhkan, nah disini kamu harus bisa memecahkan masalah tersebut.
Marilah kita hadapi sesulit apapun masalah yang kita hadapi, karena hidup memang tidak menentu. Asalkan kita mencoba untuk merencanakan dan mengontrol hasilnya, tidak ada yang perlu dipertaruhkan. Salah satu pertahanan terbaik terhadap ketidakpastian adalah mengembangkan sebuah sikap terbaik yang akan bermanfaat untuk kamu dan orang di sekitarmu (Peggy Klaus).
Meskipun pada dasarnya kita tidak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi, bahkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi sejam kemudian, atau besok atau lusa. Tetapi setidaknya kita dapat mengendalikan bagaimana cara menanggapi (bereaksi) pasang surutnya kejadian.
Namun INGATlah bukan berarti sebagai manusia kita tidak boleh mengungkapkan rasa kekecewaan. Tentu saja kita BOLEH mengungkapkan rasa kekecewaan namun lakukanlah dengan bijak, kemudian maju terus dan atasilah masalahnya. Dalam mengungkapkan kekecewaan atau keluhan jangan sampai berlarut-larut, dan mempengaruhi orang di sekitarmu.  Menurut Peggy Klaus, jika kamu membutuhkan penyesuaian sikap atau perombakan lakukanlah hal-hal berikut :
Ø  Sadarilah bahwa sikap positif merupakan salah satu aset paling berharga yang dapat kamu miliki.
Karena dengan selalu bersikap positif, pikiran pun akan selalu jernih dan bisa tepat dalam mengambil sebuah tindakan.
Ø  Selalu berperilaku terbaik bahkan ketika orang lain menyindir dirimu.
Tetaplah tenang dan bersikaplah dengan baik, karena hidup memang tidak akan bisa lepas dari penilaian orang lain. Jika ada yang menyindirmu anggaplah itu sebuah koreksi bagimu. Apakah kamu betul seperti itu atau tidak. Jika betul seperti yang orang lain katakan, maka perbaikilah dirimu, tetapi jika tidak jangan dengarkan kata orang tersebut tetapi tetap hargailah orang tersebut.
Ø  Tersenyum lebih sering.
Karena dengan senyuman dapat membuat perasaan orang lain menjadi lebih baik. Dalam agama pun kita diharuskan untuk tersenyum kepada semua orang. Karena senyum itu termasuk ibadah J
Ø  Tolak masukan negatif, seperti mengeluh, menyalahkan, dan bergosip.
Ø  Sebuah sikap buruk sering kali berasal dari perasaan tidak mampu atau tidak berdaya. Kamu dapat mengembangkan sikap seluas-luasnya dengan menyusun rencana aksi untuk bergerak maju melewati perasaan ini.

Comments