Benarkah hasil lebih setia kepada takdir?
Lalu bagaimana dengan ungkapan hasil tidak
akan mengkhianati usaha?
Lulus
dari dunia perkuliahan adalah impian semua orang, termasuk saya. Salah satu impian
saya adalah bisa lulus dengan predikat pujian dari perguruan tinggi yang saya
tempati. Menurut saya, nilai itu penting. Walaupun banyak ungkapan bahwa
nilai/IPK tidak menjamin kesuksesan seseorang. Hal tersebut memang betul,
kesuksesan seseorang bukan hanya dilihat dari nilai ketika dia kuliah. Bukan
hanya dilihat dari usaha dia ketika mengenyam bangku pendidikan. Namun, yang
harus digaris bawahi adalah secara tidak langsung proses untuk mendapatkan
nilai yang bagus akan membentuk karakter. Karakter apa yang terbentuk?
Karakter tidak pantang menyerah, selalu berusaha mengerjakan sebaik mungkin,
tidak mudah putus asa, dan tidak cepat puas.
Selain
itu, nilai merupakan salah satu alat untuk membuat orang tua bahagia. Apabila
nilai kita bagus, orang tua akan yakin dan tenang bahwa kita kuliah dengan
sungguh-sungguh. Sungguh, melihat mereka tersenyum atas hasil kerja kerasmu
akan sangat membuatmu bahagia juga. Sejatinya sebuah kebahagiaan adalah melihat
orang lain bahagia yang bahagia mereka dikarenakan apa yang telah kamu
usahakan.
Saya
tidak bermaksud menggurui, saya hanya ingin berbagi pengalaman dan berbagi
semangat kepada pembaca blog saya.
Setelah
lulus kuliah, dunia baru dimulai.
Saya selesai
sidang tanggal 19 Juli 2017, setelah selesai dengan segala urusan kampus, saya
mulai mencari kerja. Tes pertama saya adalah di perusahaan yang merupakan anak
dari perusahaan BUMN. Jujur, saat itu saya tidak mempunyai persiapan sama
sekali mengenai tes yang akan saya hadapi. Dan…. ITU KESALAHAN FATAL SAYA YANG PERTAMA. Saya hanya datang dan
mengerjakan soal sebisa saya saja. Jelas, saya tidak lolos karena saya tidak
berusaha untuk melatih diri saya dulu sebelumnya. Waktu itu saya berpikir bahwa
tidak apa-apa jika gagal, masih ada tes
di perusahaan lain, dan…. MINDSET
SEPERTI ITU SALAH! Saya lupa bahwa kesempatan yang sama tidak akan datang
berkali-kali. Jadi sebelum melaksanakan tes, setidaknya cari tahu dulu
pengalaman orang lain yang sudah melaksanakan tes di perusahaan yang sama.
Banyak sekali blog yang membahas secara rinci mengenai pengalaman tes di
berbagai perusahaan.
Setelah
itu, LATIHAN! Berlatih itu perlu.
Terlebih berlatih lagi mengenai konsep berhitung. Sebenarnya dalam tes
psikotest, soal matematika yang disajikan sangat mudah, hanya saja waktu yang
disediakan sangat sedikit. Oleh karena itu, soal yang mudah bisa menjadi sulit
karena berlomba dengan waktu. Jadi kunci yang pertama adalah sebisa mungkin
mengetahui bagaimana “medan” sebelum berperang dan berlatih. Berlatih,
berlatih, dan berlatih.
Waktu
berlalu mengantarkan saya untuk tes selanjutnya di perusahaan asing. KESALAHAN FATAL SAYA YANG KEDUA ADALAH “saya
tidak terlalu memperhatikan instruksi soal yang diberikan” pastikan ketika
hendak tes, mood harus dalam keadaan sangat baik dan bersemangat. Jangan
melamun!
Saya sangat
sadar, saya melakukan kesalahan di bagian logika gambar. Saya tidak memperhatikan
instruksinya dan salah dalam menafsirkan maksudnya. Walaupun di bagian hitungan
saya sangat yakin karena hampir terisi semua dengan benar, namun bagian gambar
terdapat kesalahan yang sangat fatal. Sehingga kembali terulang, saya tidak
dapat masuk ke tahap selanjutnya.
Jadi,
ketika tes, bagaimanapun kondisi hati dan fisik, usahakan tetap fokus ya.
Esok
harinya, waktu memberi saya kesempatan lagi untuk menjalani tes seleksi kerja
di perusahaan asing kembali.
Dengan
berbekal pengalaman sebelum-sebelumnya, saya dapat lolos dari tahap tes tulis
yang dilanjutkan dengan interview HRD. KESALAHAN
FATAL SAYA YANG KETIGA ADALAH “saya kurang persiapan padahal hari itu
adalah hari pertama saya wawancara dengan HRD dari sebuah perusahaan. Saya
sangat gugup sekali. Sekeras apapun saya berusaha untuk tidak gugup, tapi tetap
saja sulit. Rasa gugup saya mencerminkan rasa tidak percaya diri saya”. Rasa
gugup adalah hal yang wajar bagi setiap orang dalam menghadapi hal baru dalam
hidupnya. Namun, jika kamu ingin “sekali coba, langsung gol” ya kembali lagi
kepada “PERSIAPAN” yang harus
matang. Mempelajari bagaimana cara untuk percaya diri ketika berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam wawancara kerja, sering kali saya merasakan
ketidakpercayadirian saya disebabkan oleh rasa takut gagal karena berdasarkan
pengalaman-pengalaman sebelumnya saya pernah gagal berulang-ulang.
BAGAIMANA CARA MENGETAHUI BAHWA KITA
DIKENDALIKAN OLEH RASA TAKUT AKAN KEGAGALAN?
Menurut
Perry (2006) cukup mudah mengetahui bahwa kita dikendalikan oleh rasa takut
akan kegagalan. Dalam pikiran, kita menciptakan alasan sempurna untuk tidak
melakukan sesuatu. Apakah jenis percakapan dengan diri sendiri ini terdengar
familiar?
“Saya
ingin jalan-jalan ke bukit di belakang rumah, tetapi mengingat dulu sulit, saya
tidak akan kesana lagi.”
“Saya
ingin belajar bahasa Spanyol saat liburan, tetapi bagaimana jika tidak ada yang
mengerti dan malah menertawai saya?”
“Mungkin
saya harus menulis buku, tetapi bagaimana jika ditolak penerbit?”
“Saya
ingin melamar pekerjaan baru, tetapi bagaimana jika saya bingung saat
wawancara?”
“Saya
ingin mengunjungi teman, tetapi bagaimana jika ia tidak ada di rumah?”
“Saya
ingin mengajak seorang gadis kencan, tetapi bagaimana jika ia menolak?”
“Saya
ingin belajar memainkan alat musik, tetapi bagaimana jika ternyata susah?”
“Saya
ingin liburan sehari jauh dari keluarga, tetapi bagaimana jika mereka
menganggap saya egois?”
Apakah
diantara kalian ada yang sering seperti ini? Dapat disimpulkan bahwa jika kamu
ingin sesuatu namun masih ada kata “tapi” itu berarti kamu tidak benar-benar
menginginkannya. Mengapa tidak benar-benar menginginkannya? Ada banyak faktor,
yaitu : rasa takut akan ketidaktahuan, ekspektasi yang tinggi, egoisme, atau
karena kegagalan sebelumnya.
BAGAIMANA MENAKLUKAN RASA TAKUT GAGAL?
Apakah
kita bisa langsung berjalan ketika pertama kali mencoba? Apakah kita bisa
langsung membaca ketika pertama kali mencoba mengenal huruf? Apakah kita bisa
langsung bisa mempertahankan keseimbangan saat pertama kali mencoba mengendarai
motor? Apakah kita bisa langsung menjadikannya pasangan saat pertama kali
bertemu seseorang? Tidak bukan?
Menaklukan rasa takut gagal adalah dengan tidak pernah berhenti mencoba. Berikut ini terdapat beberapa cerita orang hebat yang dulunya pernah gagal.
1. Sir Edmund Hillary
Sir Edmund Hillary adalah seorang pendaki gunung. Ia gagal pada usaha pertamanya dalam mendaki gunung Everest, tetapi ia tidak menyerah. Setelah kegagalan tersebut, ia berkata, "Gunung Everest, kamu telah mengalahkan saya kali ini. Tetapi saya akan terus kembali dan menang karena kamu tidak akan bertambah tinggi, sementara saya masih terus berkembang." Pada tanggal 25 Mei 1953, bersama Tenzing Norgay, ia berhasil menjadi pendaki pertama yang menginjakkan kaki di titik paling tinggi di bumi.
2. Joan Jett
Tahun 1980, Joan Jett mengirimkan demo kaset ke semua perusahaan rekaman kecil dan besar. Namun ia menerima tumpukan surat penolakan. Ia orang yang sangat percaya diri sehingga tumpukan surat penolakan tidak menghalangi dirinya untuk terus berkaya dan mengirimkan rekamannya. Sampai akhirnya ada perusahaan rekaman yang mempercayainya. Lagu klasik 80-an Joan Jett dan the Blackhearts "I Love Rock 'n' Roll" sekarang diperkirakan bernilai sekitar 20 juta US Dollar.
3. Colonel Sanders
Tahun 1939, Colonel Sanders mencoba menyempurnakan resep rahasia campuran 11 rempah untuk ayam goreng "Southern Fried Chicken". Penduduk setempat menyukai masakannya, namun saat usahanya mulai naik, pemerintah membangun jalan tol yang melewati restorannya. Sanders pun memuat mobilnya dengan penggorengan dan pergi mengunjungi ratusan restoran untuk mencari restoran yang mau membeli resep istimewanya. Ia mendapat ratusan penolakan, tetapi ia menganggap bahwa setiap kata "Tidak" mendekatkannya dengan satu restoran yang akan mengatakan "Ya". Sanders mengalami penolakan sebanyak 1009 kali sebelum akhirnya menemukan orang yang mau memasukkan resep ayam gorengnya dalam menu restoran mereka.
Jika orang-orang ini menyerah pada kegagalan pertama, akankah mereka dapat sampai pada pintu keberhasilan? akankah mereka meraih kesuksesan yang begitu fenomenal?
Kembali lagi ke pengalaman mencari kerja. Setelah ditolak perusahaan asing tersebut, saya mendapat giliran tes kembali di perusahaan pembuatan spring bed. Saya dapat lolos tes tahap pertama dan kedua. Namun untuk tahap ketiga saya tidak bisa hadir karena suatu alasan. Saya sudah mengabari dan meminta untuk dijadwalkan ulang, namun tidak ada tanggapan. Ya, begitulah dunia mencari kerja. Ketika kita melewatkan kesempatan maka kesempatan itu sebagian besar akan hilang. POIN PENTING LAINNYA ADALAH BERUSAHA UNTUK SELALU HADIR KARENA TIDAK SEMUA PERUSAHAAN BERSEDIA MEMBERI KESEMPATAN KEDUA.
Selanjutnya, saya tes di perusahaan dealer motor. Saya lolos sampai saya berhadapan langsung dengan usernya. Jujur dalam hal ini saya tidak menyadari apa kesalahan saya selain memang bukan jodohnya saya bekerja disana. Namun saya mengira ada salah satu jawaban saya yang salah ketika saya menjawab pertanyaannya. Jika diingat-ingat, saya selalu mengulang kata "karena saya freshgraduate" dan itu SALAH jika memang terus diulang. Jika direka ulang, pernyataan saya kurang begitu meyakinkan untuk dapat diterima bekerja disana.
Perjuangan saya belum selesai, selanjutnya saya tes di perusahaan farmasi untuk ternak. Saya sangat bersemangat sekali. Namun ketika tes saya mendapat banyak kendala, karena tesnya bukan menggunakan alat tulis namun menggunakan Ipad. Kadang layarnya tiba-tiba membesar terus. Entah saya gugup atau bagaimana :( . Jadi untuk yang akan tes menggunakan Ipad, latihan dulu cara menggunakan layar sentuh dengan baik ketika tes hehe.
Selanjutnya, saya tes di perusahaan yang bergerak dalam penjualan motor dan mobil untuk posisi MT. Tips jika kalian memilih posisi MT, dariawal harus tahu dulu posisi MT itu untuk apa dan apakah cocok dengan kemampuan serta minat kalian atau tidak. Hal itu terjadi pada saya. Saya lolos ke tahap 4 dalam rangkaian tesnya tapi tidak tau posisi MT tersebut untuk apa. Alhamdulillahnya saya tidak lolos ke tahap akhir karena ternyata posisi MT tersebut sangat tidak cocok dengan minat atau pun kemampuan saya.
Selanjutnya, saya tes di perusahaan outsourcing untuk ditempatkan di salah satu bank BUMN. Untuk yang satu ini saya tidak begitu menyadari apa kesalahan saya padahal seluruh tesnya sudah pernah saya alami sebelumnya. Atau mungkin saya menganggapnya mudah karena sudah sering jadi asa cenderung mengisinya dengan "asal" karena merasa sudah tahu jawabannya tanpa dipikir lebih panjang lagi. Sikap seperti ini jangan ditiru yaaa :)))
Selanjutnya, saya tes di perusahaan pembuatan kosmetik halal. Tahapan tesnya ada 5 tahap. Berbekal pengalaman tes sebelumnya, saya lolos sampai tahap 4 dan tidak menerima kabar untuk tes tahap terakhir. Tidak apa-apa, karena kuncinya adalah "berusaha". Ketika kita sudah berusaha dan berdoa, apapun hasilnya tidak akan pernah ada penyesalan :)
Tes terakhir yang mengakhiri perjuangan saya di bulan Desember adalah tes di sebuah perusahaan konsultan pendidikan. Entah mengapa ketika tes rasanya sangat dimudahkan oleh Allah SWT dan akhirnya saya diterima.
Sekarang saya sadar, pernyataan "hasil tidak akan mengkhianati usaha" itu tidak salah. Namun kurang lengkap, seharusnya "Proses ketika berusaha membawa pada hasil yang sudah dikehendaki takdir"
Saya mendatangai 7 Jobfair dan kurang lebih 10 atau 11 kali tes (saya agak lupa) hehe
SEMANGAT :) Bahkan setelah diterima bekerja pun perjuangan belum usai namun baru dimulai! Semangat mengejar impian :) impian sebagus apapun jika kita tidak berusaha untuk mewujudkannya, hanya akan tetap menjadi impian. Buatlah impianmu menjadi nyata dan bermanfaat bagi orang sekitar:)
Sumber: banyak yang saya kutip dari buku Confidence Booster karya Martin Perry
Comments